Jakarta - Ajang pemilihan Gubernur DKI Jakarta semakin dekat. Persaingan antar calon pun makin terasa panas baik di dunia nyata maupun dunia maya. Selain Basuki Tjahaja Purnama, sejumlah nama lain pun bermunculan. Sebut saja Sandiaga Uno dan Sekda DKI Jakarta, Saefullah. Jika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki situs www.ahok.org, Saefullah pun demikian.
Mantan Walikota Jakarta Pusat ini pun diduga kuat memiliki situs pribadi www.bangipul.com. Namun terpantau sejak Senin (29/8/2016), situs tersebut tidak dapat diakses. Meskipun pernah dibantah oleh Saefullah bahwa situs itu miliknya, namun website yang berisi tentang berbagai kegiatan yang dilakukan Ketua PWNU DKI itu hingga kini tak bisa diakses. Hanya terdapat tulisan "-hahahahahaha" ketika situs tersebut diakses.
Padahal biasanya jika situs itu bisa diakses, pengunjung bisa mengetahui informasi tentang berbagai kegiatan Saefullah. Pada bagian beranda, di sisi atas terpasang foto Saefullah. Di situ tertuliskan "Bang Ipul Sekretaris Daerah DKI Jakarta". Kemudian, pada bagian kanan laman, terdapat foto Saefullah tengah beraktivitas dan sebuah tagline "bekerja untuk rakyat".
Berita-berita yang ditampilkan dalam situs tersebut juga selalu di-update. Sementara, pada galeri foto berisi berbagai dokumentasi kegiatan Saefullah. Di galeri video, juga ditampilkan berbagai kegiatan Saefullah.
Sebelumnya, situs www.bangipul.com tersebut pernah menjadi pembahasan panas antara Ahok dengan Saefullah. Ahok menyebut kerap memberi uang operasional Rp 100 juta kepada Saefullah. Uang tersebut seyogyanya digunakan untuk kesejahteraan warga Ibu Kota. Akan tetapi Ahok menduga uang tersebut malah digunakan untuk hal lain oleh Bang Ipul, sapaan akrab Saefullah. Ahok curiga uang ratusan juta itu digunakan untuk membuat situs pribadinya.
"Saya kasih uang buat Pak Saefullah, 'Ini saya kasih uang kamu Rp 100 juta ya setiap bulan supaya ada uang ke masyarakat'. Mau dipakai untuk membangun (situs) kampanye gubernur juga boleh, Pak. Betul kok. Enggak lama muncul website Bang Ipul," ujar Ahok saat berbincang dengan wartawan di kediaman pribadinya di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
"Saya bilang sama dia, selama dia masih kasih tanda tangan surat dengan betul juga enggak apa-apa kok. Mau maju lawan saya juga enggak masalah. Itu prinsip saya, semakin banyak yang mau jadi gubernur makin bagus. Orang DKI mau dengerin," sambungnya.
Menanggapi pernyataan Ahok tersebut, Bang Ipul pun angkat bicara. Ia mengaku memang menerima uang Rp 100 juta dari Ahok setiap bulannya selama setahun terakhir untuk keperluan menghadiri pernikahan atau acara-acara warga. Namun Bang Ipul dengan tegas membantah uang tersebut digunakan untuk membuat situs demi kepentingan kampanyenya menyongsong Pilgub DKI 2017.
"(Uang) Itu kebijakan Gubernur, Sekda dikasih operasional Rp 100 juta tiap bulan yang kira-kira baru berjalan setahun. Anggarannya dari operasional Gubernur buat kondangan dan lain-lain, yang penting dilaporkan. Dulu tuh sama Pak Bambang (Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana-red) ditanya, berapa duit sih wali kota buat kondangan dan lain-lain? Ya sekitar Rp 40-50 jutalah Pak, gitu," kata Bang Ipul.
"Nah kalau soal kampanye, saya bantah. Kalau kampanye itu kan orang yang sudah positif mencalonkan dirinya sebagai gubernur atau wagub. Saya enggak pernah mengkampanyekan diri saya untuk menjadi gubernur atau wagub. Yang saya jalankan, kalau Sekda diundang mewakili gubernur atau wagub menghadiri acara apa pun, saya kan harus kasih sambutan. Dalam sambutan saya itu salah satunya adalah program Pemprov DKI, jadi sama sekali enggak ada ajang kampanye."
(LTG)
EmoticonEmoticon