Pasifik Barat Siaga Zika
Virus zika diperkirakan sudah menginfeksi jutaan orang di sepanjang Amerika Latin. Ia kemudian menyebar hingga ke Amerika Serikat. Menurut dr. Li Ailan, Director for Health Security and Emergencies WHO Western Pacific Regional Office, penyebaran zika di kawasan Pasifik Barat harus diwaspadai. Kawasan Pasifik Barat adalah kawasan kedua terbanyak yang terinfeksi zika setelah Amerika Latin. Beberapa negara yang masuk kawasan Pasifik Barat antara lain Cina, Jepang, Australia, Papua New Guinea, dan negara-negara yang masuk Asia Tenggara.
Hingga awal Oktober, The National Environment Agency’s (NEA) Singapura dalam situsnya mengumumkan 407 kasus, 6 di antaranya kasus baru zika di Singapura. Di antara korban ada 16 orang wanita hamil. Sementara di Thailand, pihak berwenang mengungkapkan, telah ditemukan 2 kasus bayi dengan kondisi microcephaly (kepala berukuran lebih kecil dari ukuran normal) yang disebabkan oleh virus zika. Ini menjadi kasus pertama yang ditemukan di Asia Tenggara. Sementara itu, masih ada satu bayi lagi dengan kondisi microcephaly yang masih dalam proses tes, untuk dilihat apakah kondisinya positif terkait dengan virus zika.
Ditemukannya korban zika ini bukanlah kasus pertama di Thailand. Sejak Januari lalu total ditemukan 350 kasus infeksi zika di Thailand. Setidaknya, 20 kasus baru tiap pekan. Prasert Thongcharoen, ahli virus dari Thailand mengatakan, 4,3 bayi dari 100.000 bayi di Thailand lahir dengan microcephaly. Menurut Prasert, tidak semua kasus microcephaly terkait positif dengan virus zika. Kondisi ini bisa juga disebabkan karena down's syndrome dan infeksi selama kehamilan, seperti rubela dan cacar air.
Di Indonesia, sebagai negara yang terletak di daerah tropis dan hingga kini belum bisa terbebas dari wabah dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang juga menjadi penyebar virus zika, ini sebuah alarm untuk mewaspadai keberadaan virus zika.(f)
Ficky Yusrini
from virus zika - Google News http://ift.tt/2eXxmNr
EmoticonEmoticon